Majalengka, TINTAHIJAU.COM – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Majalengka mengecam keras dugaan kekerasan aparat yang menyebabkan meninggalnya Affan Kurniawan (21), seorang pengemudi ojek online asal Jakarta, dalam aksi penyampaian aspirasi rakyat.

‎‎Affan tewas setelah terlindas kendaraan taktis Brimob. Ketua Umum PC IMM Majalengka, Jidan Muqorobin, menegaskan bahwa peristiwa tersebut bukan kecelakaan biasa, melainkan bentuk nyata kekerasan aparat terhadap rakyat.

‎‎“Polisi dan Brimob sejatinya dibiayai dari keringat rakyat: dari pajak, hasil tani, peluh buruh, hingga pedagang kecil. Ketika aparat berubah menjadi alat penindas rakyat, maka mereka telah mengkhianati rakyat, bangsa, dan amanah konstitusi,” kata Jidan, Sabtu (30/8/2025).‎‎

Selain soal kekerasan aparat, IMM Majalengka juga menyoroti rencana kenaikan tunjangan perumahan anggota DPR RI menjadi Rp50 juta per bulan. Dengan total penghasilan yang disebut bisa melebihi Rp100 juta per bulan, langkah itu dinilai tidak berpihak kepada rakyat.‎‎

“Di tengah krisis ekonomi, kebijakan ini adalah penghinaan terhadap rasa keadilan rakyat, terutama mahasiswa, buruh, dan masyarakat kecil yang sedang berjuang untuk bertahan hidup,” tegas Jidan.

‎‎IMM Majalengka menyampaikan enam sikap resmi, antara lain mendesak penghentian kekerasan aparat, pengusutan kasus kematian Affan, serta menolak kenaikan tunjangan DPR.

IMM juga mendorong reformasi kelembagaan DPR dan institusi kepolisian agar kembali berpihak pada rakyat.‎‎ “Bangsa ini berdiri bukan karena DPR maupun Brimob, melainkan karena kekuatan rakyat,” tutup Jidan.


News
Berita
News Flash
Blog
Technology
Sports
Sport
Football
Tips
Finance
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Kekinian
News
Berita Terkini
Olahraga
Pasang Internet Myrepublic
Jasa Import China
Jasa Import Door to Door